Sejarah Indonesia, atau yang terkenal dengan sebutan Nusantara, kaya akan peristiwa penting, kebudayaan, dan warisan leluhur yang membentuk tanah air ini. Namun, tidak dapat pungkiri bahwa banyak bagian dari sejarah Nusantara yang seolah-olah sengaja sembunyi atau terpinggirkan. Sejarah ini bukan hanya tentang peristiwa yang tercatat dalam buku teks, melainkan juga melibatkan kisah-kisah yang mungkin sengaja lupakan atau tidak banyak terkenal oleh masyarakat umum.
Artikel ini bertujuan untuk menelusuri berbagai aspek dari sejarah Nusantara yang selama ini kurang diekspos atau bahkan disembunyikan. Apakah itu terkait dengan pengaruh asing, kebijakan kolonial, ataupun peristiwa-peristiwa besar yang berpotensi merubah jalannya sejarah bangsa ini. Mari kita lihat beberapa bagian sejarah Nusantara yang kerap diabaikan atau sengaja disembunyikan dari generasi-generasi berikutnya.
1. Pengaruh Kebudayaan Nusantara Sebelum Kedatangan Kolonial
Sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa, Nusantara sudah memiliki peradaban yang sangat maju dan beragam. Sebagai wilayah yang terletak di antara dua samudra besar, Nusantara telah lama menjadi jalur perdagangan utama antara India, China, Timur Tengah, dan bahkan Afrika. Bahkan, beberapa kerajaan di Nusantara memiliki pengaruh besar dalam sejarah perdagangan dunia.
a. Kerajaan Sriwijaya: Raja Maritim yang Terlupakan
Kerajaan Sriwijaya, yang berdiri di Sumatera pada abad ke-7 hingga 13 M, merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Keberadaannya begitu berpengaruh, baik dalam bidang ekonomi maupun agama, terutama dalam menyebarkan ajaran Buddha ke seluruh Asia Tenggara. Sriwijaya bukan hanya sekadar kerajaan, tetapi juga pusat perdagangan dunia yang menghubungkan India, China, dan negara-negara di Asia Tenggara.
Namun, pengaruh Sriwijaya sering kali terlupakan dalam narasi sejarah mainstream Indonesia. Terutama karena dominasi narasi kolonial yang lebih menyoroti peran bangsa Eropa. Keberadaan kerajaan ini sering kali terabaikan, bahkan meskipun peninggalan-peninggalan arkeologisnya, seperti Candi Muaro Jambi dan prasasti-prasasti yang temukan di berbagai tempat, menunjukkan betapa maju dan berpengaruhnya kerajaan ini.
b. Majapahit dan Kerajaan-kerajaan Lokal
Tak hanya Sriwijaya, kerajaan lain seperti Majapahit juga memiliki peran penting dalam sejarah Nusantara. Keberhasilan Majapahit dalam membangun suatu kerajaan yang menguasai sebagian besar wilayah Nusantara dan mengembangkan budaya serta seni, terutama melalui Prasasti Puwokerto dan Kitab Negarakertagama, menunjukkan betapa besar kontribusi peradaban Nusantara terhadap kebudayaan dunia.
Namun, dalam narasi sejarah yang lebih sering menjadi pelajaran di sekolah-sekolah, dominasi kerajaan Majapahit sering terabaikan atau bahkan tidak sebut secara jelas. Dalam banyak literatur sejarah, banyak yang lebih memfokuskan pada peran penjajahan Eropa, bukan pada pencapaian monumental yang telah lakukan oleh kerajaan-kerajaan pribumi sebelum kedatangan bangsa Barat.
2. Perjuangan Rakyat Nusantara Melawan Kolonialisme
Selama lebih dari 350 tahun, Indonesia berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda, yang mengubah banyak aspek sosial, politik, dan ekonomi di Nusantara. Namun, selain perjuangan yang terkenal seperti Perang Diponegoro, ada banyak perlawanan yang lebih kecil yang sering kali terabaikan oleh sejarah resmi.
a. Perlawanan Lokal yang Tersembunyi
Selain perlawanan besar seperti yang menjadi pemimpin oleh Pangeran Diponegoro atau Teuku Umar. banyak perlawanan rakyat Nusantara yang tidak tercatat dalam buku sejarah. Misalnya, Perang Aceh yang berlangsung dari tahun 1873 hingga 1914, yang anggap sebagai salah satu perlawanan terpanjang terhadap penjajahan Belanda. Atau Perang Banten, yang meskipun mengorbankan banyak nyawa, sering kali anggap sebagai peristiwa minor berbanding dengan perlawanan dari kerajaan besar lainnya.
b. Bentuk Kolonialisme yang Lebih Halus
Salah satu aspek yang sering hilanng dalam sejarah kolonial adalah bentuk penjajahan yang lebih halus. Seperti kebijakan etische politiek atau politik balas budi yang perkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Dengan iming-iming pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Belanda berhasil menutupi eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja yang terjadi di seluruh wilayah Nusantara. Oleh karena itu, perjuangan rakyat yang lakukan untuk menuntut kemerdekaan tidak hanya terbatas pada perlawanan bersenjata, tetapi juga pada perjuangan melawan ketidakadilan sosial dan ekonomi yang mendalam.
3. Gerakan Kebangkitan Nasional yang Tertutupi
Gerakan kebangkitan nasional di Nusantara bukanlah sebuah peristiwa tunggal, melainkan merupakan rangkaian panjang dari usaha-usaha untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu kolonialisme. Namun, dalam banyak kasus, tokoh-tokoh penting dalam gerakan ini kurang terkenal oleh masyarakat umum.
a. Peran Perempuan dalam Perjuangan Kemerdekaan
Selain tokoh-tokoh besar seperti Soekarno dan Hatta, banyak wanita yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia yang kurang mendapat perhatian. Tokoh seperti Raden Ajeng Kartini yang terkenal dengan perjuangannya untuk emansipasi wanita, atau Cut Nyak Dien yang berjuang di Aceh, adalah contoh betapa pentingnya peran perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa ini. Meskipun ada usaha untuk mengangkat kisah-kisah ini, sering kali mereka terpinggirkan atau hanya sebut dalam konteks tertentu saja.
b. Peran Organisasi Lokal dan Kebangkitan Suku
Selain organisasi besar seperti Boedi Oetomo dan Sarekat Islam, banyak pula organisasi lokal yang turut berperan dalam kebangkitan nasional Indonesia. Misalnya, Indische Partij yang pemimpin Edy Danoesastro, atau Perhimpunan Indonesia yang pimpin oleh Sutan Sjahrir. Semua organisasi ini memiliki kontribusi besar dalam membangun kesadaran nasional yang melawan penjajahan, tetapi mereka seringkali kalah sorot berbanding dengan organisasi besar yang lebih terkenal.
4. Pembentukan Identitas Nasional yang Terpinggirkan
Salah satu bagian penting dalam sejarah yang tidak banyak bahas adalah bagaimana pembentukan identitas bangsa Indonesia melawan dominasi kolonialisme. Bagaimana kebudayaan lokal sering kali terpinggirkan. Banyak kebudayaan asli Nusantara, seperti kebudayaan Toraja, Dayak, atau Papua. Sering anggap “terbelakang” oleh kekuatan kolonial dan kemudian oleh sistem pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai Barat. Banyak bagian dari kebudayaan ini yang hilang dalam percakapan sejarah nasional, atau bahkan dalam upaya pembangunan yang lebih modern.